Wisatawan Malas : Opening FKY 26

Kemarin, Rabu (20 agustus 2014) siang menjelang sore ada perhelatan apik di Tugu Jogja. Pembukaan FKY ke-26. Untuk pertama kali saya melihat Tugu dipasangi panggung penuh tata lampu yang menawan kalau lampunya idupin dan pastinya bikin sumringah. Acara ini diisi oleh parade kesenian dan komunitas yang tersebar di Jogjakarta. Mulai dari Komunitas pecinta anjing, Gembira Loka Zoo, komunitas cosplay, parade boneka oleh Papermoon puppet teater, sanggar-sanggar tari tradisional, Puluhan angkringan gratis serta dedek-dedek cantik dari SMA Stella Duce, dan banyak lagi yang tak bisa disebutkan serta yang terlewatkan.

Ramai sudah pasti, apalagi acara yang terpusat ditengah jantung kota Jogja, gratis pula. Masyarakat tumpah ruah dijalanan, maka dari itu kami memilih untuk menonton dari kejauhan sembari menikmati kopi di warkop Beans yang letaknya tak jauh dari venue. Wisatawan malas. Ternyata menonton dari kejauhan juga asik. Sembari berbagi cerita bersama teman-teman, dan sesekali menguping acara yang sedang berlangsung. Setelah pawai selesai, dan acara akan dilanjut malam setelah magrib.

Malamnya tak kalah ramai, penontonnya bejibun. Lampu-lampu dari panggung yang melingkari Tugu membentuk hurup “U” mulai kelihatan, kerlap-kerlip warna warni seperti disko, Tugu diterangi dari segala sisi. Upacara pembukaan FKY-26 ditandai oleh suara Gong yang digebuk oleh Wakil Gubernur Jogja Paku Alam VIII. Lalu, tugu diselimuti video Mapping oleh Jogjakarta video mapping project. Tugu disulap jadi warna-warni lolipop, polkadot, garis warna-warni. Memukau.

Semakin malam semakin ramai, tampak dari kejauhan panggung sedang dipenuhi oleh penari yang berasal mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia) didukung oleh musik gamelan dan tata lampu yang memanjakan mata. Ada banyak lagi yang terlewatkan karena memutuskan untuk melipir sekali lagi ke warkop bersama manteman.Terakhir, acara ditutup oleh puluhan kembang api yang ditembakkan kelangit. Banyak terlihat pengunjung tertegun mendonga kelangit dan sebagiannya lagi mengabadikan dengan ponsel mereka parade kembang api yang benderang diatas Tugu.

Karena hari itu memutuskan untuk jadi wisatawan malas, jadi harus total. Tak ada salahnya sesekali menjadi wisatawan malas, turut meramaikan dan menonton dari kejauhan. Esensi dari wisata adalah mencari hiburan yang nyaman dan menyegarkan, layaknya panas-panas kramas pake shampo menthol. Karena setiap aksi selalu menghasilkan stori.

Tunggu cerita-cerita wisatawan malas selanjutnya. Sudah pasti datar dan mungkin menarik.

Tinggalkan komentar