Rilex kaya Rojali

Baru kenal kemarin-kemarin ini, pertama kali bertemu juga kemarin itu. Pertemuannya juga di tempat yang baru pertama kali, di desa bernama Aur Cina, Riau. Tujuannya ingin mengunjungi goa yang jauh dan lokasinya entah dimana, bersama temannya teman yang juga baru berkenalan. Goa yang jadi hulu di aliran sungai Lubuk Kandis. Goa belum ada nama, yang tahu tempatnya cuma Rojali. Rojali adalah seorang warga lokal, dan sesekali jadi freelance guide buat siapa saja yang ingin jalan-jalan masuk hutan di daerah Belilas dan sekitar.
Rojali, bercerita tentang dirinya yang lahir di Kulon Progo, keturunan dari HB VII, tumbuh besar di Jambi, pernah menikah dan memiliki seorang anak lelaki yang tinggal di Pulau dekat Batam bersama mantan istrinya.

 

072215_wandirana_11
Rojali si guide indie, tidak rekomended. Rojali jarang sadar, seringnya terbang, sebut seorang teman yang sudah mengenalnya lebih dulu. Rojali berteman dengan Bang Ompong, teman satu desa, rumah mereka dekat, selalu berdua jikalau ada kerja sebagai pengantar tamu.
Rojali jarang sadar, masuk hutan jadi kesasar. Bang Ompong-pun lebih kurang sama. Rojali dan Bang Ompong bak dua sejoli, kelakuan mereka berdua juga beti.
Kala itu sebelum berangkat masuk hutan, bertemu dengan duo guide di lapangan sepakbola yang sepi, panas terik khas daerah ekuator menggit kulit. Obrolan mereka ngelantur, banyak senyum, dan earphone melekat ditelinga. Volume keras musik dari earphone terdengar keluar, Slank lagunya.
Sebenarnya ini bercerita tentang Rojali yang mabuk. Sebelum berangkat sebagai penunjuk arah, Rojali dan Bang Ompong nenggak obat batuk sachet, alasannya pusing. Tiga puluh sachet sekali telan, agar pusing hilang katanya.
Mungkin pusingnya Rojali dan Bang Ompong memang hilang, tapi sembilan orang lain yang jadi tamu mereka hari itu ketularan pening. Di dalam semak antah berantah, Rojali dan Ompong saling menunjuk arah yang berbeda. Yang satu bilang salah, satunya lagi berkata benar. Tapi akhirnya sampai juga setelah melewati brain storming nan keras dan berliku.

Pesan moral : Kalau nyari guide jangan yang sedang mabuk, apalagi mabuk overdosis obat batuk. Jangan. Bahaya. Bisa salah arah.

Tinggalkan komentar