candi penataran

Blitar dulu dong gan

Tiga hari di Blitar, hampir semuanya merah. Gedung pemerintahan, sekolah, rumah-rumah, semuanya pakai merah. Konon katanya kepala pemerintahnya orang salah satu partai yang mengidolakan warna merah. Ya bebas-bebas ajalah, namanya juga konon. Atau mungkin karena memang Blitar adalah kota kelahiran Pak Karno. Tapi yang pasti, di kota ini, dipenuhi oleh wajah Pak Karno hampir disetiap penjuru. Mulai dari kaos yang dipakai tukang parkir, kios-kios, hiasan dinding warung pecel, dan Patung berukuran besar yang menyerupai Pak Karno.
Tiga hari kemarin berkunjung ke dua museum Pak Karno. Museum Istana Gebang yang mana rumah tempat Pak Karno lahir, lalu dilanjutkan berkunjung Perpustakaan dan Makam Bung Karno. Di tempat ini lebih ramai dikunjungi oleh orang-orang yang berziarah daripada sekedar mengakses koleksi perpustakaan. Dan yang paling luarbiasa, jika ingin merakasakan sensasi kehabisan oksigen dan hampir putus asa bisa mencoba wahana labirin penjual sovenir yang terletak tepat di jalan keluar dari makam Pak Karno. Selama berjalan menyusuri labirin, terdengar dengan jelas gerutuan dan umpatan pengunjung lain karena wahana labirin yang tak kunjung terlihat ujungnya.

Main-mainlah ke Blitar, kota yang ramah, sendu dan banyak makanan enak.